Ya ... Kenapa baking ? Pertanyaan yang dilontarkan teman-teman saat mengetahui keseharianku sekarang kuisi dengan baking. Sebenarnya mereka ga tahu juga, bahwa sejak sekolah dulu, aku udah suka baking juga, apalagi kalo ibu ada pesanan kue, dari snack box sampai wedding cake. Aku ingat, aku suka 'diselundupkan' sama ibu untuk ikut demo masak atau bikin kue. Sering juga eksperimen resep, apalagi adikku dengan senang hati menampung hasilnya, berhasil atau gagal.
Saat kuliah, karena merantau, hobi tak bisa tersalur, tahulah kondisi orang rantau, cuma aku suka ngumpulin resep Femina (hihi majalahnya beli di tukang loak). Saat aku pindah kost ke tempat yang ada pantry sendiri, boleh masak dan dilengkapi peralatan, mulai berani bikin yang simple, secara kantong juga ngepas.
Saat merried, belum terpikir juga nerusin hobi, apalagi langsung si kecil lahir, ngurusin sendiri suami baru, kerjaan baru, rumah baru, anak-anak berikutnya tak menyisakan energi dan waktu untuk baking.
Nah, setelah 3 anakku lumayan bisa mandiri (paling kecil udah tk), energi berlebih ini butuh penyaluran ... Ha ha ha ...
Nggak tahu kenapa, dengan baking aku bisa mendapat waktu refreshing dari berbagai aktivitas yang kujalani. Dari tekanan dan tuntutan pekerjaan yang intens terkadang emosional, tekanan emosi menghadapi anak atau suami bahkan pembantu, atau pikiran lain yang kadang membebani pikiran. Sensasi baking sangat berbeda dengan cooking, yang tidak bisa kurasakan adrenalin. Memang baking tetap butuh konsentrasi, yang bagi sebagian orang malah menciptakan stress tersendiri, tapi buatku bagaikan diberi teka-teki plus disuruh adu ketangkasan yang menimbulkan perasaan puas saat berhasil menaklukkannya.
Saat mixer berbunyi, adrenalin sudah terpacu, kemudian mengaduk adonan (yang kalau salah, langsung gagal deh), menanti adonan mengembang dan membentuk kue yang sempurna bagaikan menunggu suatu pencapaian dengan adrenalin yang memuncak. Saat kue sesuai dengan hasil yang kita harapkan, wuih ... rasanya kayak menaklukkan himalaya (lebay ga sih ...). Hua ha ha ... Jangan ketawa, aku sendiri kadang ga nyangka dengan ekspresiku sendiri saat berhasil menaklukkannya. Seperti saat berhasil bikin cheese cake, aku bisa nari-nari sekeliling dapur; bisa bikin chiffon cake teriak-teriak 'yes yes yes'; bisa bikin bolkus ngakak (krn selama ini cuma ketawa) langsung lompat-lompat sambil teriak 'berhasil-berhasil-berhasil' .... Ha ha ha .... Suami sama anak sampai bingung ...
Makanya buat yang butuh penyaluran stress, baking aja yuk ... Ga usah ngafe, ngrumpi, shopping, clubbing, dan de el el yang kadang malah banyak mudharatnya. Baking aja, stres tersalur, anak suami seneng mak-nya ga keluyuran, menghemat karena ga perlu lagi beli makanan di luar yang banyak mengandung bahan kimia (krn utk kepentingan industri dan ekonomi), dan siapa tahu bisa nambah penghasilan, he he he .... Baking yuk baking !!!!!
Rabu, Februari 03, 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar