Lebaran tahun ini sangat memorial bagi keluarga kami, karena Bapak pergi menghadap Yang Kuasa 8 hari sebelum lebaran yang bertepatan 5 hari sebelum hari ulang tahun beliau yang ke-70. Semoga memang inilah jalan terbaik buat beliau, mengingat dan melihat perjuangan beliau selam 12 tahun melawan stroke.
Di hari-hari setelah kepergian beliau sebelum lebaran tiba, aku teringat kue ini, yang selalu diminta Bapak dibuat menyambut Lebaran, sebagai tradisi di keluarga beliau di Semarang yang selalu ada saat Lebaran disamping lapis legit klasik, kue ini tidak pernah absen.
Resepnya sebenarnya sederhana, hanya adonan nastar yang dibuat pie di piring porcelain datar, diisi selai nanas bikinan sendiri, dipanggang beserta piringnya. Resep asli tidak pakai gula halus, makanya kalau dipotong dan dimakan kue ini akan rapuh (ngeprul). Aku ingat eyang kalau bikin dulu malah tanpa mikser, mentega diaduk pakai sendok kayu, ditambah kuning telur, lalu terigu diaduk, cetak, panggang, jadi deh.
Dulu kalau mama bikin hantaran pakai kue ini, jauh-jauh hari sudah berburu piring porcelain di pasar Johar. Karena kalau buat hantaran yang jauh, berarti piring tidak akan kembali, padahal agak susah cari piring yang sesuai, kalau teman dekat sih, mama suka minta piring balik, biar bisa dibikinin lagi. Karena kue disajikan dengan dipotong-potong langsung sebelum dimakan, jadi piring tetap nempel di kue sampai kue habis. Nggak tahu kenapa mesti begitu, tapi begitu dari dulu, itu yang bikin unik. Ada kejadian lucu, salah seorang yang pernah diberi hantaran kue ini menyangka bahwa piringnya harus langsung dikembalikan, maka dia berusaha melepas kue dari piring, yang ada kue hancur dengan sukses, beliau telpon dengan memelas ... akhirnya mama bikinin lagi satu kue, dengan catatan piringnya dikembalikan setelah kue habis saja. Lama kelamaan, makin susah mencari piring porcelain yang datar, beberapa teman dekat mama, yang suka menanyakan kue ini akan diberi pesan, "piringnya kasih ke aku ya, nanti aku buatin ... hehe"
Akhirnya jadi juga ananas tart ini (dengan sendu mengingat Bapak), karena lagi repot tahlilan, mama lupa resep aslinya, maka aku pakai resep nastar Bu Fat. Selai Nanas, kebetulan mama sudah bikin.
Akhirnya jadi juga ananas tart ini (dengan sendu mengingat Bapak), karena lagi repot tahlilan, mama lupa resep aslinya, maka aku pakai resep nastar Bu Fat. Selai Nanas, kebetulan mama sudah bikin.